Backpacker Kota Medan

Backpacker Kota Medan

Hari ini tanggal 5 bulan 7 2022, aku naik mobil Bersama umi, abi, hatta, tsena, matoari dan om doni menuju ke masjid lama gang bengkok,

Saat kami sampai sudah ada banyak peserta yang menunggu, ummi langsung aja ngumpulin semuanya dan brieving,

Kami tes focus dan pemanasan sebentar lalu langsung di bagi menjadi lima group, setiap group ada 5, juga ada yang enam.

Di group ku ada, Aku, Hatta, Ayin, Husna dan Harun ( 3 cewek, 2 cowok), rupanya mentor kami bunda Lana, setelah memperkenalkan diri masing-masing dan memilih siapa ketua kelompoknya juga membuat Yel-Yel group masing masing ( nama Group Kami Warenhuis, dan ketua kelompoknya adalah Hatta, karena dia cowok yang paling banyak di vote),

kami mendapat kertas, disitu ada peta dan nama-nama Heritage kota medan yang akan kami kunjungi, kami langsung bersiap siap jalan, setelas semua barisannya sudah tersusun rapi, kami mulai jalan, kami nyebrang lalu jalan lagi. Setelah beberapa menit, kami sampai di Warenhuis, Warenhuis itu adalah salah satu bangunan bersejarannya kota Medan. Warenhuis ini dulu adalah Supermarket pertama di kota Medan, yang dibangun pada tahun 1916 oleh arsitek asal Jerman. Bangunan ini memiliki bungker sebagai area menyimpan barang dagangan (Gudang). Supermarket terbesar di Sumatera ini pada saat itu, hanya bertahan selama 23 tahu. Pada 1942 saat jepang masuk ke Indonesia, Pemilik Warenhuis pulang pulang ke Belanda. Dan saat ini Gedung Warenhuis tercatat sebagai cagar Budaya.

Setelah puas berfoto dan melihat lihat bagaian dalam maupun luar, kami melanjutkan perjalanan menuju Heritage berikutnya.

Setelah beberapa menit kami berjalan dan menyebrang kami sampai di Gedung Lonsum atau London sumatera, awalnya Gedung ini merupakan kantor perusahaan perkebunan karet Harrison dan Crosfield (H&C) dan bergelut di bidang import biji-bijian dan kopi. Saat ini Gedung ini merupakan asset perkebunan PT. London Sumatera. Gedung Lonsum ini didirikan pada tahun 1909 dengan konsep arsitektur gaya Eropa dan gaya rumah rumah yang ada di London pada masa abad 18-19. Gedung Lonsum ini merupakan Gedung pertama di kota Medan yang menggunakan Teknologi Lift. Lift yang digunakan sejak tahun 1910 ini masih berfungsi baik. Saat ini Gedung Lonsum telah tercatat sebagai cagar budaya.

Kami rupanya boleh masuk, dan yang paling special itu, cuman Group kami yang bisa Ngerasain naik liftnya, saat kami naik rasanya kayak berasa banget naik turunnya, pokoknya seru banget deh.

Setelah kami pamit, kami langsung lagi Cuss ke tempat berikunya.

Kami pun sampai di Gedung Asuransi Jasindo. Gedung ini dibagun pada tahun 1920-an, digunakan oleh stoomvart maachpact nedherland dan rotterdamshe lioyd( susah ya Namanya). Dan kemudian Gedung ini dijual kepada pihak Jasa Asuransi Indonesia. Gedung ini memiliki jendela dan pintu seperti ciri-ciri bangunan colonial. Jendela tersusun secara berderet, dan berbentuk persegi. Model jendela lebar berbentuk kupu tarung, juga pintinya memiliki dua pintu.

Begitu yang di jelaskan oleh bunda lana. Setelah berfoto dan menyelesaikan beberapa misi, kami pun lanjut lagi ke tempat berikunnya.

Akhirnya kami berkumpul di Tjong A Fie Mansion, Rumah Tjong A Fie selesai dibangun pada tahun 1900. Rumah berlantai du aini dibangun oleh saudagar Tionghoa, Tjong A Fie (1860-1921). Tjong A Fie adalah perantau dari provinsi Guangdong china. Perjalanannya lalu berakhir di medan.

Kami memasuku rumahnya, ternyanta ada 21 ruangan, rumah ini adalah rumah hadiah pernikahannya dengan istrinya yang dari binjai, dia adalah istri ketiga beliau, jadi disini hannya membahas beliau dengan istri ketiganya aja, anaknya ada 7, dan anak  beliau yang keempat mempunyai 11 anak, dan bu mimi adalah anak yang kesepuluh, bu mimi adalah salah satu dari lima belas  cucunya Tjong A Fie yang masih hidup, bu mimi tinggal disana, selebihnya ada diluar kota dan luar negeri.

Pemandunya menjelaskan semuanya dengan panjnag lebar, setelah kami berfoto, kami pun lanjut ke heritage berikutnnya.

Kami sampai di Tip Top, salah satu restoran paling tua di medan.

Restoran Tip Top ini awalnya adalah toko roti barnama Jang Kie, yang berada di jalan pandi pada tahun 1929. Kemudian pada tahun 1934, Jang Kie pindah ke jalan kesawan dan berubah nama menjadi Tip Top. Bangunan yang digunakan Tip Top saat ini adalah kantor kongsi dagang Tiongkok di Medan.

Awalnya Resto ini menjadi tempat berkumpulnya orang Belanda dari perkebunan maupun pemerintahan untuk menikmati breakfast ataupun sekadar menghabis secangkir kopi Robusta Local dari Sidikalang yang terkenal di sore hari.

 

Kami beristirahat bentar di sana. Lalu Kembali melanjutkan perjalanan.

Kami sampai di Gedung kantor dinas kebudayaan dan pariwisata provinsi sumatera utara.

Kata bunda lana Gedung ini sudah ada sejak tahun 1898 dan merupakan warisan colonial Belanda. Gedung ini awalnya berfungsi sebagai toko buku dan percetakan penerbitan surat kabar De Sumatera Post yang didirikan oleh J. Hallerman  dan Van Den Brand pada tahun 1899. De Sumatera Post merupakan surat kabar ketiga setelah Deli Courant dan De Oostkust di Kota medan pada saat itu.

Saat ini Gedung digunakan sebagai Kantor Dinas Pariwisata Sumut. Bagian atas adalah ruang perkantoran dan bagian bawah sebagai pusat informasi turis.

Setelah berfoto, kami lanjut ke tempat berikunya

Kami pun tiba di Gedung BKS PPS atau Gedung Avros. Gedung ini awalnya Bernama Gedung Avros. Gedung ini dibangun pada tahun 1918-1919, adalah salah satu bangunan bersejarah peninggalan colonial Belanda saat mereka memerintah Kota Medan. Gedung ini merupakan asset dari AVROS yaitu Asosiasi Pemilik Perkebunan Karet di Pantai Timur Sumatera pada saat iyu.

Gedung Avros memiliki ciri yang mudah yang mudah dikenali, yaitu kubah hijau di bagian atap Gedung. Di dalam kubah hijau tersebut, terdapat jam antic dan loncengnya. Jam itu terpasang sejak tahun 1920 dan masih berfungsi dengan baik sampai saat ini. Sekarang Gedung ini dimiliki oleh BKS PSS (badan kerja sama perusahaan perkenunan sumatera) walaupun namanay berbeda, tetapi tujuan organisasinya masih sama.

Setelah selesai, kami menunggu untuk menaiki bus Mentro deli yang besar. Setelah menunggu kami pun menaiki bus ini, ternyata gak perlu bayar, tapi harus scan kartu Tol. Banayk juga yang berdiri ternyata, untung rombongan kami cepat, jadi bisa duduk semua deh.

Di bus, kami tidak terlalu lama hanya sekitar lima belas menit, lalu kami sampai di taman Sri Deli medan, taman ini dulunya di pakai menjadi tempat mandinya anggota kerajaan sungai Deli.

Kami diberi waktu untuk bermain sebentar, lalu semuanya makan siang. Kami membawa bekal dari rumah masing masing.

Setelah selesai, banyak diantara kami yang membeli snack dan minuman, aku juga membeli Ice Cream,

Tak lama setelah itu, kami lanjut untuk Shalat Dzuhur di Masjid Raya Medan (Masjid Al-Mahsun).

Kami mengambil wudhu dan melaksanakan shalat Dzuhur disana.

Setelah itu kami, berfoto untuk terakhir kalinya, dan acara pun selesai.

Kami menunggu semua anak dijemput, lalu kami lanjut pulang dehh.